Kamis, 20 Februari 2014

sekilas pandang urine kelinci

BOGOR. Selain rupa elok dan daging yang lezat, ternyata kelinci memiliki kelebihan lain yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian yakni sebagai pupuk dan pestisida hayati. Air kencing kelinci merupakan cairan yang mampu memberikan suplai nitrogen yang cukup tinggi bagi tanaman, hal ini disebabkan oleh tingginya kadar nitrogen yang terdapat didalamnya.


Kelinci
Jika dibandingkan dengan hewan pemakan rumput lainnya, air kencing kelinci memiliki kadar Nitorgen yang tinggi karena kebiasaannya yang tidak pernah minum air dan hanya mengkonsumsi hijauan saja.
Susan Lusiana, koordinator Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pertanian Berkelanjutan Serikat Petani Indonesia (SPI) mengungkapkan bahwa hasil penelitian Badan Penelitian Ternak (Balitnak) pada tahun 2005 menjelaskan kalau kotoran dan urine kelinci memiliki kandungan unsur N, P, K yang lebih tinggi (2.72%, 1.1%, dan 0,5%) dibandingkan dengan kotoran dan urine ternak lainnya seperti kuda, kerbau, sapi, domba, babi dan ayam.
“Jadi, jika air kelinci ini dipadukan dengan kotoran kelinci dan dijadikan pupuk maka pupuk ini akan memiliki kandungan kandungan 2,20% Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30% Potassium, 36 Sulfur%, 1,26% Kalsium, 40% Magnesium,” jelas Susan.
Susan juga menyampaikan bahwa tingginya manfaat dari kelinci ini mendorong Pusdiklat Pertanian Berkelanjutan SPI untuk mengembangkan usaha peternakan kelinci.
Saat ini Pusdiklat SPI sedang membudidayakan 10 kelinci hias yang kotoran dan air kencingnya diolah dan digunakan untuk pestisida dan pupuk hayati.
“Dari 10 ekor kelinci tersebut, rata-rata air kencing yang dihasilkan sekitar 2 liter perhari. Air kencing ini bisa diaplikasikan langsung ke tanaman ataupun dicampur dengan kotorannya untuk dibuat pupuk cair kelinci. Kotoran kelinci juga bisa diolah terpisah dan digunakan sebagai bahan pembuatan kompos yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya, ” Jelas Susan.
Susan mengungkapkan bahwa mengumpulkan air kencing dan kotoran kelinci tidaklah sulit. Cukup dengan meletakkan wadah di bawah kandang, tetes demi tetes air kencing kelinci dikumpulkan. Cara pembuatannya cukup mudah dan sederhana. Air kencing kelinci yang sudah dikumpulkan lalu dipindahkan ke dalam jerigen.
Sebelum digunakan, terlebih dahulu air kencing kelinci dicampur air. Takaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk 10 liter air diperlukan 0.5 liter air kencing kelinci. Selanjutnya proses penyemprotan dilakukan mulai dari satu tanaman ke tanaman lain dengan merata.. Sebaiknya, setelah disemprot tidak terkena hujan agar pupuk langsung diserap tanaman.
Air kencing kelinci terbukti telah meningkatkan kualitas tanaman daun yang ditanam di pudiklat SPI. Pada bayam contohnya, daun bayam yang disiram oleh air kencing kelinci terlihat lebih hijau dibandingkan dengan bayam yang tidak diberi air kencing kelinci.Untuk peningkatan produktivitas, saat ini pusdiklat tengah melakukan penelitiannya.
Saat ini pusdiklat SPI masih menggunakan air ken- cing kelinci untuk kepentingan sendiri dan dijual terbatas untuk anggota. Harga air kencing kelinci di pasaran berkisar antara Rp 10.000- Rp15.000 per 250 ml.
“Harganya yang masih cukup tinggi ini menjadi potensi bisnis yang cukup besar dan bisa dijadikan usaha ntuk pemberdayaan petani anggota SPI tentunya dengan menggunakan mekanisme koperasi,” tambah Susan.

SOURCE : http://www.spi.or.id/?p=3350

Tidak ada komentar:

Posting Komentar